Bakacal Iwak
Buku cerita anak dwibahasa berjudul Bakacal Iwak karya Muhammad Arkani Assyaufi ini adalah satu dari sejumlah buku cerita anak dwibahasa yang disiapkan Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan untuk menunjang pemenuhan buku bacaan bahasa daerah dan Indonesia, khususnya di wilayah Kalimantan Selatan.
Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan melalui Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional Penerjemahan menghadirkan buku-buku menarik untuk para sahabat bahasa dan sastra di Provinsi Kalimantan Selatan. Buku-buku ini bertujuan menginternasionalkan bahasa dan budaya Indonesia serta mendukung bahan bacaan anak. Cerita dalam buku ini mengajak pembacanya untuk berpikir kreatif, berani mencoba hal-hal baru, berinteraksi dengan alam, dan belajar budaya tradisional.
SINOPSIS
Adul, Madi, dan Upik sejak dulu berteman akrab. Hampir setiap hari selalu bersama. Mumpung musim kemarau, mereka berinisiatif mencari ikan. Bakacal iwak istilahnya, yakni menangkap ikan dengan tangan kosong. Biasanya ini dilakukan saat sungai atau sumur sedang surut. Jadi, ikan-ikan yang kekurangan air itu tidak sulit ditangkap, meski tanpa bantuan peralatan apapun.Dua kali bakacal iwak, mereka memperoleh hasil yang memuaskan. Karena itu, Adul, Madi, dan Upik jadi ketagihan. Giliran ketiga kalinya mau bakacal, mereka mengalami sebuah insiden. Banjir kiriman dari gunung menghanyutkan ketiga anak tersebut. Berhasilkan mereka diselamatkan, terutama Upik yang tidak bisa berenang? Biar tidak penasaran, yuk baca tuntas cerita ini.memberikan topi purun kepada Kakek banyak halangan yang membuatnya hampir putus asa. Namun Daim tidak menyerah dan bersikukuh harus memberikan kepada Kakek Ibad. Akhirnya, ia pun berhasil memberikan topi purun itu kepada Kakek Ibad. Ia juga memperoleh hadiah yang tidak disangka.
Buku cerita berjudul Bakacal Iwak karya Muhammad Arkani Assyaufi ini dapat dibaca di sini.